Jumat, 01 April 2011

Tugas Softskill B.Indonesia 2

Nama : Wahyu Ardimas

Kelas : 3EA10

NPM : 11208271

LAPORAN

Kata “Lapor” dibentuk dari kata dasar “Lapor” dan mendapatkan akhiran (sufiks)-an, yang dapat diberi arti sebagai segala sesuatu yang dilaporkan atau pemberitahuan tentang sesuatu. Pengertian laporan menurut The Oxford English Dictionary dalam kusumah, dkk (2002:2.3) adalah:

a). Cerita yang dibawakan oleh seseorang kepada orang lain yang diteliti secara khusus.

b). Pernyataan formal hasil penelitian, tentang sesuatu hal yang memerlukan informasi yang pasti, dibuat oleh seseorang atau sebuah lembaga atau harus melakukannya.

Siswanto (1982: 62) memberikan batasan tentang laporan report yaitu sebagai informasi tertulis yang dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban atas sesuatu penugasan. Laporan juga dapat dikatakan sebagai sesuatu macam dokumen yang disampaikan atau menyampiakan informasi mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki, dalam bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran atau tindakan yang akan diambil (Keraf,1993:284). Sejalan dengan Keraf. Perera (1987:56) mengemukakan laporan pada dasarnya suatu bentuk penyampaian dan perjanjian fakta-fakta dan pemikiran-pemikiran guna tindakan.

Dari beberapa pendapat pengertian laporan diatas dapat disimpulkan bahwa laporan merupakan suatu bentuk penyampaian dan penyajian hasil kegiatan baik secara lisan maupun tertulis atau dokumen berupa fakta-fakta yang dimanfaatkan guna mengambil sebuah keputusan atau tindak lanjut bagi sesorang atau lembaga atau instansi tertentu.

  • Fungsi Laporan

Laporan berfungsi sebagai dokumen otentik yang dapat dijadikan sebagai bahan studi orang lain dan sebagai sumber pengalaman bagi orang lain.

  • Isi Laporan

Laporan yang kita buat hendaknya berisi hal-hal sebagai berikut:

1) Fakta yang menyangkut semua aspek kegiatan

2) Kegiatan yang dilakukan

3) Tercapai tidaknya tujuan yang telah ditetapkan.

4) Saran-saran

  • Waktu Penulisan

Penulisan laporan dilakukan setelah kita selesai melaksanakan kegiatan, seperti percobaan, seminar, perlomban, rapat, karyawisata, dan kegiatan lain yang telah diprogramkan sebelumnya.

  • Tujuan Laporan

Tujuan laporan antara lain:

1) untuk mengetahui suatu masalah.

2) untuk mengetahui kemajuan atau perkembangan suatu masalah.

3) supaya dapat mengambil keputusan yang lebih efektif.

4) untuk menemukan teknik-teknik baru.

5) sebagai sarana mengadakan pengawasan dan perbaikan

  • Sifat Laporan

1) Laporan harus ditulis dengan bahasa yang baik dan jelas.

2) Fakta-fakta atau bahan-bahan yang disajikan pelapor harus dapat menimbulkan kepercayaan.

3) Laporan harus mengandung imajinasi dalam pengertian:

-Pelapor harus tahu betul siapa yang menerima laporan.

-Seberapa dalam pengetahuan si penerima laporan mengenai masalah yang dilaporkan.

-Bagaimana kesibukan penerima laporan.

4) Laporan yang dibuat harus sempurna dan lengkap.

5) Laporan harus disajikan secara menarik.

  • Jenis-Jenis Laporan

Menurut jenisnya laporan dibedakan atas laporan formal dan laporan non formal. Laporan formal adalah laporan yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) ada halaman judul

2) ada surat atau pernyataan penyesalan

3) ada daftar isi

4) ada ikhtisar atau abstrak

5) ada pendahuluan, isi, dan penutup

Laporan non formal adalah laporan yang tidak memenuhi beberapa unsur formal di atas. Laporan ini bersifat pribadi yang disesuaikan dengan kepentingan penulisannya.

  • Bentuk-bentuk Laporan

1) Formulir isian

Laporan bentuk ini biasanya sudah disiapkan blangko isian yang diarahkan kepada tujuan yang hendak dicapai. Laporan ini sifatnya rutin.

2) Surat

Laporan bentuk ini biasaya digunakan untuk mengemukakan suatu subjek atau topik agar diketahui oleh penerima laporan. Laporan ini tidak banyak menggunakan tabel dan angka, tetapi bentuknya lebih panjang dari surat biasa.

Contoh Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Sejarah, dalam bahasa Indonesia dapat berarti riwayat kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal usul keturunan (terutama untuk raja-raja yang memerintah). Kata Sejarah berasal dari kata Syajaratun atau Syajarah dalam bahasa Arab yang artinya pohon atau silsilah. Umumnya sejarah atau ilmu sejarah diartikan sebagai informasi mengenai kejadian yang sudah lampau. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, mempelajari sejarah berarti mempelajari dan menerjemahkan informasi dari catatan-catatan yang dibuat oleh orang perorang, keluarga, dan komunitas. Pengetahuan akan sejarah melingkupi: pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis.


Di Sulawesi Selatan tepatnya di kabupaten maros terdapat tempat yaitu gua leang-leang yang diperkirakan sebagai tempat tinggalnya manusia pubakala sekitar 5000 tahu nsebelum masehi. Adapun dua gua tersebut adalah: Leang Pettae, terletak pada posisi astronomis 04º58'44.6"LS dan 119º40'30.5"BT dengan ketinggian 50 m dpl. Arah mulut gua menghadap ke sebelah barat dengan ukuran tinggi 8m dan lebar 12m. Suhu udara di dalam gua sekitar 30º C dengan kelembaban 70% dalam rongga gua, sementara kelembaban dinding gua berkisar antara 15% - 25%. Peninggalan-peninggalan yang ditemukan pada gua ini adalah berupa 5 gambar telapak tangan, satu gambar babi rusa, artefak serpih bilah serta kulit kerang yang terdeposit pada mulut gua. Untuk mencapai gua ini kita harus menaiki beberapa tangga yang berjumlah 26 buah.

A. TUJUAN PENELITIAN
Karena hal tersebut maka kami melakukan penelitian yang bertujuan untuk :
- Mempelajari, memahami dan memeprdalam wawasan tentang kehidupan manusia dimasa lampau, 500 tahun sebelum masehi.
- Memahami bagaiman cara masyarakat dulu untuk dpat bertahan hidup.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimankah peran gua leang-leang terhadap kehidupan manusia dimasa lampau.

C. HIPOTESIS
Setelah melihat taman pubakala gua leang-leang, saya menduka bahwa manusia yang hidup pada 5000 tahun sebelum masehi di gua leang-leang itu sering bersosialisasi dengan cara berpindah dari satu goa ke goa lain, karena didalam gua leang-leang terdapat dua macam gua lagi, yakni leang pattae yang diaman terdapat suku toala yang hidup antara 40 s/d 50 orang, leang pattakere adalaha leang yang berada pada tbing bukit yang memiliki kurang lebih 82 anak tangga.

D. POKOK-POKOK PENELITIAN
Pokok penelitian saya adalah bagaimana proses kehidupan manusia-manusia purba yang hidup di gua leang-leang.

E. METODE PENELITIAN
Metode yang dilakukan dalam penelitian gua leang-leang adalah
- Wawancara
- Melihat langsung ke gua leang-leang.
- Sumber-sumber bacaan

BAB II GUA LEANG-LEANG SEBAGAI TAMAN BUDAYA NASIONAL

A. SEJARAH PENEMUAN GUA LEANG-LEANG
Sebuah gua dengan stalaktif dan stalakmitnya yang menakjubkan dan apabila kita berada dalam gua tersebut serasa di alam mimpi..Beberapa kilometer sebelum jalan berbelok menuju ke Bantimurung terdapat Gua Leang Leang. Gua ini diperkirakan menjadi tempat kediaman manusia purba yang hidup di daerah ini pada masa 8000 hingga 30.000 tahun yang lalu. Di dalam gua terdapat lukisan tua yang dilukis pada dinding gua yang diperkirakan berusia 5000 tahun SM.. Di wilayah ini terdapat sedikitnya 60 gua. Salukan Karang adalah gua terbesar di wilayah ini dengan panjang mencapai 11 Km namun tidak semua pengunjung diperbolehkan masuk ke gua ini. Tempat yang disebut juga Taman Prasejarah Leang-leang ini terletak pada deretan bukit kapur yang curam dan para arkeolog berpendapat bahwa beberapa gua yang terdapat di sekitar kawasan tersebut pernah dihuni manusia yang ditandai dengan lukisan prasejarah berupa gambar babi rusa serta puluhan gambar telapak tangan yang ada pada dinding- dinding gua. Selain lukisan prasejarah, juga terdapat benda laut berupa kerang yang menandai bahwa gua tersebut juga pernah terendam dan dikelilingi oleh laut.
Obyek Wisata Alam Gua Pattunuang selain kaya akan stalaktit dan stalakmit yang menakjubkan, juga panorama alam sekitarnya sangat menawan dan indah. berbagai spesies flora dan fauna yang tergolong langka dapat dijumpai ditambah dengan bentangan pegunungan yang curam dan bertebing.
Gua leang-leang mulai dipugar pada tahun 1977 lalu diresmikan 10 januari 1980 oleh Menteri Dr. Da’ Yusuf. Dan dijadikan taman wisata yang dilindungi.


B. PARA AHLI MELAKUKAN PENELITIAN DI GUA LEANG-LEANG
Gua ini merupakan awal dari penelitian-penelitian terhadap gua-gua prasejarah dan awal penemuan lukisan yang terdapat di Kabupaten Maros. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 1950 oleh Van Heekeren dan Miss Heeren Palm. Heekern menemukan gambar babi rusa yang sedang meloncat yang bagian dadanya terdapat mata panah menancap, sedangkan Miss Heeren Palm menemukan gambar telapak tangan dengan latar belakang cat merah.
Sejak itulah penelitian-penelitian di kawasan karst Maros-Pangkep dilakukan lebih intensif dan menghasilkan data yang melimpah tentang jejak hunian prasejarah di kawasan tersebut berdasarkan hasil pendataan terakhir yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar terdapat 100-an leang prasejarah yang tersebar di kawasan karst Maros-Pangkep.

C. PENINGGALAN-PENINGGALN BUDAYA DI GUA LEANG-LEANG
Leang Petta Kere, berada 300 m di sebelah timur Leang Pettae pada posisi 04º58'43.2"LS dan 119º40'34.2"BT. Leang ini berada pada ketinggian 45 m dpl dan 10 m dpl. Meskipun berada pada tebing bukit, pada bagian pintu gua yang menghadap ke sebelah barat masih terdapat lantai yang menjorok keluar selebar 1-2 m dan berfungsi sebagai pelataran gua. Leang Petta Kere termasuk gua dengan tipe kekar tiang. Suhu udara di dalam gua sekitar 27 C dengan kelembaban rongga gua sekitar 65% sementara kelembaban pada dinding gua berkisar antara 17%-22%. Utuk mencapai gua ini kita harus menaiki anak tangga sebanyak 64 buah. Peninggalan yang ditemukan pada leang ini berupa 2 gambar babi rusa dan 27 gambar telapak tangan, alat serpih bilah dan mata panah.
Yang ada didalam gua leang –leang adalah :
- Telapak tangan
- Gambar babi rusa yang didadanya terdaat tancapan panah
- Gamabr babi
- Alat-alat mata panah
- Kapak dari batu
- Oker untuk pewarna merah
- Fosil-fosil sisa makanan berpa kulit kerang.

D. ARTI DAN MAKNA HASIL-HASIL BUDAYA DI GUA LEANG-LEANG
Dari penemuan-penemuan yang didaptkan dalam gua leang-leang diperkirakan bahwa manusia yang hidup pada saman itu masih menggunakan alat pemotong tradisional, dan mereka sudah mengenal tentang berburu tapi masih pindah-pindah.
Gambar telapak tangan dipercaya sebgai penolak bala roh jahat yang akan mengganggu. Babai rusa yang didadanya tertancapa panah sebagai symbol saaat berburu bias berhasil. TElapak tangan yag berjari empat di yakini sebagai bentuk turut berkabung jika ada anggota yang meninggal.

BAB III ASPEK KEHIDUPAN MASYARAKAT DI GUA LEANG-LEANG
A. RELIGI
Religi masayarakat di gua leang-leang adalah menganut paham animisme (percaya terhadap roh nenek moyang) serta dinamisme ( percaya terhadpa benda-benda gaib).

B. POLITIK
Mereka diperkirakn hidup berkelompok, dan memilikh kepala suku yang dapat melindungi mereka dan mengatur hidup mereka serta memberikan rasa aman untuk kelompoknya.

C. EKONOMI
Kelompok yang hidup di goa leang-leang masih sederhana dengan mengandalakan berburu rusa atau babi hutan serta dilaut dengan mencari ikan.

D. SOSIAL
Mereka juga hidup dengan cara berpindah dari goa satu ke goa lain, untuk keamaa dan mencari sumber makanan yang kebih banyak.

E. BUDAYA
Karena meraka belum berfikir tentang bagimana lebih hidup lebih baik, mereka Cuma memikirkan bagaimana melindungi anggota lain serta non maden, sehingga bidaya mereka Cuma bentuk paham-paham sering pindah-pindah. Mereka juga sedah menghasilkan alat-alat berburu walaupun terbuat dari batu.


BAB IV KESIMPULAN & PENUTUP

A. KESMPULAN
Menurut benda-benda yang ditemukan di gua leang-leang bahwa terdapat bentuk kehidupan yang dihuni oleh kelompok-kelompok manuia purba yang dipekirakan mereka hidup 5000 tahun sebelum masehi. Mereka sudah mengenal cara berburu dan sudah mengenal tentang agama walaupun masih percaya dengan roh nenek moyang ataupun benda-benda gaib seperti baru besarm pohon besar dan lain-lain yang bentuknya besar dan diperkirakan sudah lama melebihi hidup manusia purab yang hidup di sekitar gua leang-lean.

B. PENUTUP
Taman Prasejarah Leang-Leang merupakan objek wisata andalan Kabupaten Maros yang berada tidak jauh dari Taman Wisata Alam Air Terjun Bantimurung. Leang-leang dalam bahasa lokal berarti gua. Di sekitar Taman Prasejarah ini terdapat banyak gua yang memiliki peninggalan arkeologis yang sangat unik dan menarik. Pada tahun 1950, Van Heekeren dan Miss Heeren Palm menemukan gambar gua prasejarah (rock painting) yang berwarna merah di Gua Pettae dan Petta Kere. Van Heekeren menemukan gambar babi rusa yang sedang meloncat yang di bagian dadanya tertancap mata anak panah, sedangkan Miss Heeren Palm menemukan gambar telapak tangan wanita dengan cat warna merah. Menurut para ahli arkeologi, gambar atau lukisan prasejarah tersebut sudah berumur sekitar 5000 tahun silam. Dari hasil penemuan itu, mereka menduga bahwa gua tersebut telah dihuni sekitar tahun 8000-3000 sebelum Masehi. Untuk melestarikan dan memperkenalkan gua-gua yang merupakan sumber informasi prasejarah tersebut, maka sejak tahun 1980-an pemerintah setempat mengembangkannya menjadi tempat wisata sejarah dengan nama Taman Wisata Prasejarah Leang-Leang. Saat ini, pemerintah setempat telah merencanakan membangun beberapa sarana dan prasarana di sekitar tempat wisata tersebut, seperti cottage, baruga (Gedung) pertemuan dan saluran air bersih.
Taman Prasejarah Leang-Leang yang terletak pada deretan bukit kapur yang curam ini merupakan obyek wisata yang memiliki nilai-nilai sejarah yang sangat menarik. Di tempat ini para pengunjung dapat menyaksikan berbagai macam peninggalan nenek moyang, seperti lukisan prasejarah berupa gambar babi rusa dan puluhan gambar telapak tangan yang melekat pada dinding-dinding gua. Gambar-gambar yang berwarna merah marum tersebut bahan pewarnanya terbuat dari bahan alami yang sulit terhapus. Menurut para ahli tangan, gambar telapak tangan tersebut adalah milik salah satu anggota suku yang telah mengikuti ritual potong jari sebagai tanda berduka atas kematian orang terdekatnya. Selain itu, pengunjung juga dapat menyaksikan berbagai peralatan yang terbuat dari batu, sisa-sisa makanan berupa ulang binatang dan benda-benda laut berupa kulit kerang yang berjumlah banyak. Di salah satu batu di mulut gua terlihat jelas kulit kerang terdapat menempel bersatu dengan batu gua itu. Para ahli memperkirakan bahwa berabad-abad lalu Kabupaten Maros merupakan lautan yang bersatu dengan Laut Jawa.
Di sekitar Taman Prasejarah Leang-Leang juga terdapat banyak gua-gua lainnya yang memiliki karakteristik berbeda dan menyimpan peninggalan prasejarah dengan masing-masing keunikannya, seperti: Leang Bulu Ballang yang menyimpan senjumlah mollusca, porselin dan gerabah, serta dinding-dindingnya dapat dimanfaatkan sebagai areal panjat tebing; Leang Cabu yang sudah sering dijadikan sebagai tempat latihan para pemanjat tebing, dan di hadapan mulut leang ini, tampak aktivitas pertambangan batu kapur serta hamparan sawah yang luas; dan Leang Sampeang yang memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh leang lainnya, yaitu terdapat gambar manusia berwarna hitam. Kesemua leang tersebut memiliki jarak yang relatif dekat antara satu dengan yang lainnya, sehingga mudah untuk dikunjungi.
Dan kalau diteliti secara keseluruhan di Indonesia di yakini pernah ada bentuk kehidupan manusia-manusia purba yang tersebar di nusantara. Sebgai generasi muda, kita harus lebih berfikir bagaimana cara agar artefak-artefak ini bias ada dan tetap terjaga sampai anak cucu kita.

LAMPIRAN
1. PETA MAROS
2. PETA BANTIMURUNG
3. PETA LOKASI GUA LEANG-LEANG
4. HASIL DOKUMENTASI SISWA DALAM PENELITIAN

Sumber :

http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/08/pengertian-laporan.html

http://pgsd2009b.files.wordpress.com/2010/12/kel-2-membaca.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar