Jumat, 26 November 2010

BAB 3

BAB III

METODE PENELITIAN

Jenis Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber dari responden yang diambil melalui kuesioner yang disebarkan kepada konsumen minimarket Alfamart dan Indomaret di Perumahan Barata, Bekasi.

Populasi dan Obyek Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel random yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi. Mengingat besarnya populasi, maka dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebesar 20 orang konsumen pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret di Perumahan Barata, Bekasi. Sedangkan obyek penelitian ini adalah ritel minimarket Alfamart dan Indomaret di Perumahan Barata, Bekasi.

Metode Pengambilan Data

Metode Pengumpulan Data Sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan, yaitu penelitian deskriptif. Maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei, yaitu teknik pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung berupa opini atau pendapat dari subjek yang diteliti (responden) dengan menjawab pernyataan-pernyataan kuesioner. Survei dilakukan kepada para konsumen ritel minimarket Alfamart yang terletak di jalan Flamboyan no.9 dan Indomaret jalan Flamboyan no.11 Perumahan Barata, Bekasi Utara. Dengan mengajukan kuesioner kepada 20 orang responden. Kuesioner berbentuk pernyataan tertutup, yaitu kuesioner yang menyajikan pernyataan dengan pilihan jawaban.

Teknik pengukuran atau penskalaan yang digunakan adalah skala likert. Penelitian terhadap pernyataan diberi bobot nilai 5 untuk penilaian Sangat Setuju, bobot nilai 4 untuk penilaian Setuju, bobot nilai 3 untuk penilaian Cukup Setuju, bobot nilai 2 untuk penilaian Tidak Setuju, bobot nilai 1 untuk penilaian Sangat Tidak Setuju.

Variabel Penelitian

Indikator pengukur variabel yang digunakan adalah:

1. Variabel Lokasi :

a. Banyaknya sarana transportasi yang menunjang.

b. Lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

c. Lingkungan sekitar yang asri dan teduh.

d. Tempat parkir yang luas dan aman.

2. Variabel Iklan dan Promosi :

a. Adanya iklan yang menarik.

b. Informasi katalog yang dapat dipercaya.

c. Adanya undian berhadiah.

d. Adanya hadiah langsung atas pembelian sejumlah barang tertentu.

3. Variabel Harga :

a. Harga barang sesuai dengan harga pasar.

b. Adanya potongan harga.

c. Harga produk kompetitif dengan harga yang ditawarkan pesaing.

d. Terdapat diskon khusus pada event tertentu.

4. Variabel Kelengkapan Produk :

a. Kelengkapan variasi dan jenis barang yang ditawarkan.

b. Produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan sehari-hari.

c. Produk yang ditawarkan berkualitas.

d. Tersedia penyaji informasi untuk barang - barang dengan harga promosi.

5. Variabel Pelayanan :

a. Pengetahuan pramuniaga atas produk yang ditawarkan.

b. Pramuniaga yang ramah dan sopan.

c. Proses transaksi pembayaran yang cepat.

d. Kasir memberikan penjelasan yang cukup jelas mengenai cara pembayaran (tunai,

debet, kredit).

Model Penlitian

Variabel Penelitian

Variabel

Keteranagan

Jenis

Notasi

Y1

Kepuasan konsumen

Variabel Terikat

Ykk

X1

Lokasi

Variabel Bebas

Xl

X2

Iklan dan Promosi

Variabel Bebas

Xip

X3

Harga

Variabel Bebas

Xh

X4

Kelengkapan Produk

Variabel Bebas

Xkp

X5

Pelayanan

Variabel Bebas

Xp

Dari tabel diatas maka akan didapat model penelitian sebagai berikut:

Ykk = Xl + Xip + Xh + Xkp + Xp + e

Metode Analisis Data

Metode penelitian yang digunakan adalah metode statistik dengan mengggunakan analisis validitas dan reliabilitas, analisis faktor, analisis korelasi. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPSS versi 11.0. karena keterbatasan waktu, maka jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 20 orang.

Selasa, 23 November 2010

BAB 2

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Dasar

Menurut Umar (2000:50) kepuasan konsumen adalah tingkatan perasaan konsumen setelah membandingkan dengan harapannya. Seorang konsumen konsumen jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa maka sangat besar kemungkinannya untuk menjadi konsumen dalam waktu yang lama.

Menurut Umar (2000:51), kepuasan dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Kepuasan fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan.

b. Kepuasan psikologika merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dalam waktu yang lama.

Menurut Tjiptono (2001:160) ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan konsumen, yaitu:

1. Relationship marketing

Dalam strategi ini hubungan transaksi antara penyedia jasa dan konsumen berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain, menjalin suatu kemitraan jangka panjang dengan konsumen secara terus- menerus.

2. Superior customer services

Perusahaan yang menerapkan strategi ini berusaha menawarkan pelayanan yang lebih ungggul dibandingkan para pesaingnya.

3. Unconditional guarantees

Komitmen untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang akhirnya akan menjadi sumber dinamisme penyempurnaan kualitas jasa dan kinerja perusahaan.

Menurut Kotler (1997:503) dalam memuaskan keluhan konsumen ditemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang efektif dalam menyelesaikan masalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan program pelatihan dan kriteria penerimaan karyawan yang memperhitungkan peran perbaikan pelayanan oleh karyawan.

2. Mengembangkan pedoman perbaikan pelayanan yang berfokus pada pencapaian perlakuan yang memadai dan kepuasan konsumen.

3. Membongkar semua hambatan yang mempersulit konsumen untuk melakukan pengaduan, juga mengembangkan tanggapan yang efektif termasuk memberi ganti rugi atau kegagalan pelayanan.

4. Mempertahankan basis data produk dan konsumen yang memungkinkan perusahaan menganalisis tipe dan sumber keluhan serta menyesuaikan kebijakan.

Menurut Supranto (2001:80) terdapat enam elemen evaluasi kepuasan konsumen, yaitu:

1. Product, yaitu bagaimana konsumen merasa puas terhadap fisik produk.

2. Sales, yaitu pelayanan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.

3. After sales services, yaitu pelayanan yang diberikan kepada konsumen setelah terjadi transaksi jual beli.

4. Location, yaitu lokasi distribusi suatu barang dan jasa yang mempengaruhi kepuasan konsumen.

5. Culture, yaitu budaya atau tradisi konsumen yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen akan nilai suatu produk.

6. Time, yaitu pengaruh waktu terhadap kualitas barang dan jasa.

Variabel Penelitian

Proses Pemilihan Tempat Berbelanja

Konsumen biasanya mendatangi tempat berbelanja dengan tujuan dan motif serta pertimbangan yang bermacam-macam. Dalam memilih toko, konsumen dapat melakukan penilaian terhadap atribut-atribut yang mempengaruhi mereka dalam memilih tempat berbelanja. Menurut (Engel, F. James, 1995 : 257) atribut-atribut yang mempengaruhi konsumen dalam memilih tempat berbelanja :

1. Harga

Penetapan harga suatu toko harus didasarkan pada pemahaman kebutuhan dan keinginan konsumen, pentingnya harga bagi pembeli tergantung pada sifat pembeli. Untuk menarik konsumen untuk berbelanja, maka pengecer harus tanggap terhadap tingkat harga yang diinginkan oleh konsumen.

2. Lokasi

Dalam memilih tempat belanja yang diseleksi oleh konsumennya adalah waktu perjalanan dan kestrategisan tempat dan kemudahan untuk mencapai tempat berbelanja tersebut. Selain itu kemudahan dalam memarkir kendaraan, kelancaran arus lalu lintas turut menjadi pertimbangan konsumen. Adanya tempat berbelanja lain pada lokasi yang sama dapat menjadi kendala bagi pengecer dalam menarik konsumennya.

3. Sifat dan Kualitas Keragaman Barang

Kedalaman, luas dan kualitas keragaman barang merupakan determinan dalam memilih toko dan berlaku pada suatu hypermarket. Pada masa kini banyak toko yang berkembang dengan pesat dalam kemampuan bersaing, karena kemampuan mereka menyusun dan menyajikan ragam barang yang dominan.

4. Iklan dan Promosi

Intensitas iklan yang diterima atau dirasakan oleh konsumen dapat mempengaruhi konsumen dalam memilih suatu tempat belanja. Iklan yang berisikan tentang promosi penjualan, misalnya adanya diskon terhadap barang yang ditawarkan akan mempengaruhi konsumen dalam berbelanja.

5. Personel Penjualan

Personel penjualan yang berpengetahuan luas dan bersedia membantu dapat sebagai pertimbangan penting dalam memilih tempat berbelanja.

6. Pelayanan yang Diberikan

Kemudahan pembelian barang ternyata mempengaruhi konsumen dalam memilih toko. Selain itu kelengkapan fasilitas yang diberikan seperti adanya ATM, juga dianggap sebagai pelayanan yang dapat meningkatkan arus pengunjung dalam memilih tempat untuk berbelanja.

7. Atribut Fisik Toko

Fasilitas seperti lift, penerangan, AC, toilet yang strategis dan mudah dilihat, tata letak, penempatan lorong serta arsiteknya dapat mempengaruhi konsumen dalam memilih toko.

8. Atmosfer Toko

Arti pentingnya atmosfer ini dinyatakan dengan istilah atmosferik toko yaitu; perancangan secara sadar atas ruang untuk menciptakan efek tertentu pada konsumen. Banyak pengecer yang menyadari rancanganyang menciptakan kesan nyaman dapat menarik konsumen dalam memilih toko tersebut dibandingkan toko yang dirancang seadanya dan menampilkan kesan tidak nyaman.

Pengertian persepsi

Persepsi adalah bagaimana kita melihat dunia sekitar kita. Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia (Schiffman, G. Leon., Lazar, Leslie , 2004 : 137).

Sedangkan menurut Simamora, Bilson (2002 : 102) persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dengan mana seorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan menginterprestasikan stimuli ke dalam suatu gambaran dunia yang berarti dengan menyeluruh.

Pengaruh yang membelokkan persepsi Individu terbuka terhadap berbagai pengaruh yang cenderung membelokkan persepsi mereka, yaitu sebagi berikut :

1. Penampilan fisik

Berbagai studi mengenai penampilan fisik telah menemukan bahwa model yang menarik lebih persuasif dan mempunyai pengaruh yang lebih positif terhadap sikap dan perilaku konsumen daripada model yang kelihatannya biasa saja.

2. Stereotip

Stereotip ini menimbulkan harapan mengenai bagaimana situasi, orang, atau peristiwa tertentu akan terjadi dan berbagai stereotip ini merupakan faktor penentu yang penting bagaimana stimuli tersebut kemudian dirasakan.

3. Petunjuk yang tidak relevan

Ketika diperlukan untuk membuat pertimbangan yang sulit melalui persepsi, para konsumen sering kali memberikan respon terhadap stimuli yang tidak relevan.

4. Kesan pertama

Kesan pertama cenderung pribadi; namun, dalam membentuk kesan yang seperti itu, penerima belum mengetahui stimuli mana yang relevan, penting, atau yang dapat diramalkan akan menjadi perilaku lainnya.

5. Terlalu cepat mengambil kesimpulan

Banyak orang yang cenderung terlalu cepat mengambil kesiumpulan sebelum meneliti semua keterangan atau bukti yang berhubungan.

6. Efek Halo

Para pakar perilaku konsumen memperluas gagasan efek halo ini meliputi penilaian terhadap berbagai obyek atas dasar penilaian pada satu dimensi. Dengan menggunakan definisi yang lebih luas ini, para pemasar memanfaatkan efek halo ketika mereka memperluas merek yng berhubungan dengan satu lini produk dengan yang lain. Pabrikan dan pedagang ritel memperoleh pengakuan dan status yang cepat untuk produk-produk mereka dengan mengaitkannya dengan nama yang sudah terkenal.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi pelanggan

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelanggan adalah :

1. Harga

Harga yang rendah menimbulkan persepsi produk tidak berkualitas. Harga yang terlalu rendah menimbulkan persepsi pembeli tidak percaya kepada penjual. Sebaliknya harga yang tinggi menimbulkan persepsi produk tersebut berkualitas harga yang terlalu tinggi menimbulkan persepsi penjual tidak percaya terhadap pembeli.

2. Citra

Citra yang baik menimbulkan persepsi produk tidak berkualitas. Sehingga pelanggan mudah marah untuk kesalahan terkecil sekalipun. Citra yang baik menimbulkan persepsi produk berkualitas sehingga pelanggan memaafkan suatu kesalahan meskipun tidak untuk kesalahan selanjutnya.

3. Tahap pelayanan

Kepuasan pelanggan ditentukan oleh berbagai jenis pelayanan yang didapat selama ia menggunakan berbagai tahapan tersebut. Ketidakpuasan yang diperoleh pada tahap awal pelayanan menimbulkan persepsi berupa kualitas pelayanan yang buruk oleh tahap pelayanan selanjutnya, sehingga pelayanan terasa tidak puas dengan pelayanan secara keseluruhan.

4. Momen pelayanan (situasi pelayanan)

Situasi pelayanan dikaitkan dengan kondisi internal pelanggan sehingga mempengaruhi kinerja pelayanan. Kinerja pelayanan ditentukan oleh pelayanan, proses pelayanan dan lingkup fisik dimana pelayanan diberikan.

Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dari penelitaian sebelumnya, apa yang telah dihasilkan dari penelitian sebelumnya, dan untuk mengetahui perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Adapun peneliti-peneliti sebelumnya adalah:

Nama Peneliti (thn)

Judul Penelitian

Tujuan Penelitian

Alat Analisis

Hasil Penelitian

RAUDHAH MARIA ULFAH (2008)

Analisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel

hipermarket di depok.

Menguji beberapa variabel pembentuk kepuasan konsumen di perusahaan ritel Hipermarket di kota Depok.

SPSS versi 11

Variabel yang paling dominan membentuk kepuasan konsumen pada ritel hipermarket adalah variabel Daya Tanggap.

HENDRIKUS ARINANDA (2008)

Analisis variabel pembentuk kepuasan konsumen

pada ritel minimarket alfamart dan indomaret

di wilayah pesanggrahan jakarta selatan.

Mengidentifikasi variabel pembentuk kepuasan konsumen dan juga ingin mengetahui variabel yang paling dominan dalam membentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret.

SPSS versi 11.0

Variabel yang paling dominan membentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret adalah variabel harga.

ENDAH PUJIASTUTI (2008)

Analisis variabel pembentuk persepsi konsumen pada

ritel hypermarket di lebak bulus.

Mengidentifikasi variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret.

SPSS versi 11.0

Variabel yang paling dominan membentuk persepsi konsumen pada ritel hypermarket di Lebak Bulus adalah variabel Harga.

Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1: Hubungan antar variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret adalah signifikan.

H2: Variabel lokasi, promosi, harga, kelengkapan produk, dan pelayanan mampu membentuk kepuasan konsumen.

Senin, 22 November 2010

BAB 1

Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada Ritel Minimarket Alfamart dan Indomaret Di Wilayah Perumahan Barata Bekasi

Tema : Kepuasan konsumen

Nama :

Wahyu Ardimas

Kelas : 3EA10

NPM : 11208271

Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia setelah masa krisis pada tahun 1998 terus membaik, itu terbukti dengan terjadinya perubahan di berbagai sektor yang terus mengalami perkembangan dan kemajuan yang cukup pesat. P

erkembangan ini tentunya diharapkan dapat mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Sektor ritel merupakan salah satu sektor yang mengalami perkembangan signifikan serta memberikan kontribusi positif dalam pemulihan ekonomi Indonesia. Berkembangnya sektor ritel tidak terlepas dari adanya pergeseran atau perubahan gaya hidup dari tradisional menjadi modern, sehingga menciptakan perubahan pola perilaku belanja seseorang terutama di kota-kota besar. Hal inilah yang ditangkap oleh sebagian orang sebagai suatu peluang usaha dengan membuat tempat berbelanja yang nyaman dan aman. Tempat belanja membuat beragam ha

sil produksi dikemas dan ditata dalam rupa yang lebih menarik, sehingga perilaku konsumen terhadap barang meningkat baik dalam kualitas maupun kuantitas.

Bentuk usaha ritel yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah minimarket. Belakangan ini perkembangan minimarket tampak cukup pesat, terbukti d

engan banyaknya bermunculan minimarket dengan berbagai fasilitas dan pelayanan yang semakin lengkap. Minimarket menyediakan berbagai macam barang kebutuhan konsumen sehari-hari secara lengkap. Pada dasarnya keberhasilan usaha pada bidang ritel berada pada pengadaan barang, baik secara kualitas maupun kuantitas, harga yang terjangkau, dan memberikan kenyamanan dalam berbelanja guna meningkatkan jumlah konsumen yang berkunjung pada ritel tersebut.

Guna menjawab atas banyaknya keinginan konsumen yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang beraneka ragam saat ini, memberi peluang besar bagi para pelaku bisnis untuk mendirikan tempat ritel minimarket di kota Bekasi. Hal ini menunjukkan bahwa kota Bekasi merupakan wilayah yang diminati oleh para pelaku bisnis u

ntuk mengembangkan usahanya. Dapat kita lihat, dikawasan perumahan Barata berdiri dua ritel minimarket yang posisinya berdekatan yaitu Alfamart dan Indomaret. Dimana keduanya saling bersaing dengan strategi pemasarannya masing-masing guna meningkatkan jumlah konsumen yang berkunjung pada ritel minimarket tersebut. Dalam hal ini peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui persepsi konsumen dengan memperhatikan variabel-variabel pembentuk persepsi konsumen dalam berbelanja pada ritel minimarket di kota Bekasi khususnya dikawasan perumahan Barata.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah variabel yang paling dominan dalam membentuk kepuasan konsumen pada ritel

minimarket Alfamart dan Indomaret?

2. Apa sajakah startegi yang dilakukan oleh ritel minimarket Alfamart dan Indomaret dalam menarik konsumen?

3. Apakah fasilitas atau jasa pelayanan yang

diberikan berpengaruh terhadap tingkat pengunjung pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui variabel yang paling dominan dalam membentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret.

2. Untuk Mengetahui starategi yang dilakuka

n oleh ritel minimarket Alfamart dan Indomaret dalam menarik konsumen.

3. Untuk mengidentifikasi fasilitas atau jasa pelayanan yang diberikan berpengaruh atau tidak terhadap tingkat pengunjung pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat kita peroleh dari penelitian ini antara lain adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi para pelaku usaha ritel untuk dapat memenuhi kepuasan konsumennya.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pelaku usaha ritel untuk pengambilan keputusan dalam menjalankan usahanya.

3. Dapat menjadi referensi dalam pembuatan penelitian dalam konteks sejenis dengan ruang lingkup yang sejenis.

Kerangka Pemikiran

Selasa, 02 November 2010

Review Jurnal 3

Tema : Kepuasan konsumen

Masalah : mencari tahu variabel yang dominan dengan menguji variabel-variabel pembentuk kepuasan konsumen pada usaha ritel minimarket Alfamart Dan Indomaret.

Judul : Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada Ritel Minimarket Alfamart dan Indomaret Di Wilayah Pesanggrahan Jakarta Selatan

Oleh : HENDRIKUS ARINANDA

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta

LATAR BELAKANG MASALAH

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan yang cukup pesat. Sektor ritel dan pusat perbelanjaan menunjukkan perkembangan yang signifikan serta memberikan kontribusi positif dalam pemulihan ekonomi Indonesia. Perkembangan perekonomian memegang peranan yang penting dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang maju khususnya di kota-kota besar, telah terjadi perubahan di berbagai sektor termasuk di bidang industri dan produksi serta pada kegiatan ritel di Indonesia menjadi usaha ekonomi berskala besar. Di sisi lain juga terjadi pergeseran gaya hidup dari tradisional menjadi modern, sehingga menciptakan perubahan pola belanja konsumen terutama di kota Jakarta.

Bentuk usaha ritel yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah minimarket. Dewasa ini bermunculan minimarket dengan berbagai fasilitas yang semakin lengkap. Pada dasarnya keberhasilan usaha ritel terletak pada penyediaan produk sehari-hari, baik secara kualitas maupun kuantitas serta harga yang terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

Dengan melihat banyaknya keinginan konsumen yang beraneka ragam, memberi peluang besar bagi para pelaku bisnis untuk mendirikan ritel minimarket di Wilayah Pesanggrahan Jakarta Selatan. Hal ini disebabkan karena letak daerah yang strategis dan dikelilingi oleh komplek perumahan. Dalam hal ini penulis ingin mengetahui kepuasan konsumen dengan mempertimbangkan variabel-variabel pembentuk kepuasan konsumen dalam berbelanja di ritel minimarket Alfamart dan Indomaret.

TUJUAN

Adapun tujuan dari penelitian ini

Penulis ingin mengidentifikasi variabel pembentuk kepuasan konsumen dan juga ingin mengetahui variabel yang paling dominan dalam membentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret.

METODE PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data Sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan, yaitu penelitian deskriptif. Maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei, yaitu teknik pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung. Survei dilakukan kepada para konsumen ritel minimarket Alfamart yang terletak di Jalan Bintaro Permai Raya No. 44 dan Jalan Merpati Raya No. 1, ritel minimarket Indomaret yang terletak di JalanPesanggrahan Raya No. 3 dan Jalan M. Saidi Raya No. 109 dengan mengajukan kuesioner kepada 100 orang responden.

Teknik pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Penelitian terhadap pernyataan diberi

bobot nilai 5 untuk penilaian Sangat Setuju, bobot nilai 4 untuk penilaian Setuju, bobot nilai 3 untuk penilaian Cukup Setuju, bobot nilai 2 untuk penilaian Tidak Setuju, bobot nilai 1 untuk penilaian Sangat Tidak Setuju.

Variabel Penelitian

Indikator pengukur variabel yang digunakan adalah variabel lokasi, variabel promosi, variabel harga, variabel kelengkapan produk, dan variabel pelayanan

Metode Analisis Data

Metode penelitian yang digunakan adalah metode statistik dengan mengggunakan analisis validitas dan reliabilitas, analisis faktor, analisis korelasi. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPSS versi 11.0.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Korelasi

Berdasarkan penelian dihasilkan hasil korelasi sebagai berikut:

a. Hubungan antara Lokasi dengan Promosi.

Koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0.600 menunjukkan hubungan Lokasi dengan Promosi searah.

b. Hubungan antara Lokasi dengan Harga.

Koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0.490 menunjukkan hubungan Lokasi dengan Harga searah.

c. Hubungan antara Lokasi dengan Kelengkapan Produk.

Koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0.539 menunjukkan hubungan Lokasi dengan Kelengkapan Produk searah.

d. Hubungan antara Lokasi dengan Pelayanan.

Koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0.596 menunjukkan hubungan Lokasi dengan Pelayanan searah.

e. Hubungan antara Promosi dengan Harga.

Koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0.642 menunjukkan hubungan Promosi dengan Harga searah.

f. Hubungan antara Promosi dengan Kelengkapan Produk.

Koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0.675 menunjukkan hubungan Promosi dengan Kelengkapan Produk searah.

g. Hubungan antara Promosi dengan Pelayanan.

Koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0.468 menunjukkan hubungan Promosi dengan Pelayanan searah.

h. Hubungan antara Harga dengan Kelengkapan Produk.

Koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0.644 menunjukkan hubungan Harga dengan Kelengkapan Produk searah.

i. Hubungan antara Harga dengan Pelayanan.

Koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0.625 menunjukkan hubungan Harga dengan Pelayanan searah.

j. Hubungan antara Kelengkapan Produk dengan Pelayanan.

Koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0.596 menunjukkan hubungan Kelengkapan Produk dengan Pelayanan searah.

.

KESIMPULAN

Dari lima variabel yang telah diuji dan dianalisis dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hubungan antar variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart danIndomaret adalah signifikan.

2. Variabel lokasi, promosi, harga, kelengkapan produk, dan pelayanan mampu membentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret.

3. Dari lima variabel yang paling dominan membentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret adalah variabel harga.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dijadikan acuan bagi para pengusaha ritel untuk dapat memenuhi kepuasan konsumennya . dimana variabel yang paling dominan adalah variabel harga. Maka sebaiknya para pengusaha ritel menggunakan harga sebagai pembentuk kepusan konsumennya, sehingga nantinya makin banyak konsumen yang berbelanja di ritel mereka.