PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) menyuntikkan dana perkuatan permodalan ke Jaringan Koperasi BMT Inti. Program ini dikembangkan untuk memperkuat posisi Jamsostek guna menumbuhkembangkan lembaga keuangan mikro (LKM) dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Jamsostek punya tanggung jawab sosial baik kepada peserta Jamsostek maupun masyarakat pada umumnya. Maka model kerja sama ini akan terus dikembangkan di masa yang akan datang," jelas Dirut Jamsostek Hotbonar Sinaga di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, kerja sama sejenis sebenarnya sudah dilakukan dengan banyak lembaga keuangan, baik BPD maupun lembaga Modal Ventura.
Kepala Bi ro PKP / PKBL PT Jamsostek Pusat Yoto Susiswo menambahkan kerja sama dengan Koperasi BMT Inti adalah proyek percontohan pertama tingkat nasional. "Kalau Koperasi BMT Inti saat bekerja sama dengan Pertamina bisa menekan NPL sampai 0%, kami berharap kerja sama dengan Jamsostek juga bisa menuai prestasi yang sama."
Jamsostek pada 2009 telah menyediakan dana suntikan sampai Rp29 miliar. Tahun depan jika berhasil akan dinaikkan sampai Rp60 miliar.
Menanggapi hal ini, Ketua Koperasi BMT Inti Agus Praptomo menyatakan suntikan dana ini akan digunakan untuk mengembangkan ber-bagai program pemberdayaan sektor usaha Koperasi dan UMKM. "Kami berkomitmen agar prestasi yang sudah BMT Inti ukir dengan Pertamina, bisa kami jalankan dengan Jamsostek," jelas Agus di sela Micro Summit, kemarin, di Yogyakarta.
Melalui kerja sama ini, BMT Inti meluncurkan produk pembiayaan UMKM dengan nama Pembiayaan Wirausaha Anggota (Perwira). Setiap UMKM anggota Koperasi BMT Inti yang mendapatkan fasilitas pembiayaan ini diwajibkan mengikuti Program Perlindungan Jamsostek, meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan pemeliharaan kesehatan. Dengan demikian, program Perwira Koperasi BMT INTI diharapkan memberikan kemudahan bagi UMKM dalam meningkatkan usahanya dan melindungi dari risiko bekerja dengan perlindungan Jamsostek.
Menurut Agus, model kerja sama Koperasi BMT Inti dengan BUMN adalah model yang perlu dikembangkan pemerintah. "Kalau kita mengakses dana perbankan dari Linkage program, sektor UMKM berat dari sisi besaran bunga. Sementara itu, kalau dari dana PKBL BUMN, besaran bunga yang ditetapkan sangat menjanjikan dan ringan," katanya.
Sumber : Media Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar